Kamis, 12 November 2015

Budaya, Makanan, Ciri khas Pacitan.

KEBUDAYAAN.
1.    Kecamatan Bandar : Petik Pari
Di setiap kecamatan di wilayah kabupaten Pacitan memiliki upacara adat atau ritual-ritual yang di adakan minimal setahun sekali. Upacara semacam ini biasanya berupa ritual bersih desa, sedekah bumi dan lain-lain. Salah satunya yang ada di kecamatan Bandar, yaitu yang biasa di kenal dengan istilah "Methik pari".
Upacara adat Methik Pari dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Bandar sebagai upacara permohonan dan rasa syukur kepada Tuhan. Upacara ini dilakukan menjelang panen tiba yaitu pada malam hari.
methik pari bandar pacitan


Di setiap kecamatan di wilayah kabupaten Pacitan memiliki upacara adat atau ritual-ritual yang di adakan minimal setahun sekali. Upacara semacam ini biasanya berupa ritual bersih desa, sedekah bumi dan lain-lain. Salah satunya yang ada di kecamatan Bandar, yaitu yang biasa di kenal dengan istilah "Methik pari".upacara adat methik pari jeruk bandar pacitan
2. Jaranan Pegong



Jaranan Pegon merupakan seni tradisional dari Desa Mangunharjo Kecamatan Arjosari. Kesenian ini dilaksanakan saat warga mempunyai hajatan atau pada saat ada acara upacara peringatan-peringatan tertentu.
Jaranan pegon pacitan

Untuk memulai acara pertunjukkan Jaranan Pegon ini di tampilkan terlebih dahulu penari pegon ( penari yang membawa kuda-kudaan ), biasanya yang memainkan tarian ini adalah para lelaki yang masih berusia muda ( masih usia SMP ). Setelah penari kuda tampil di lanjuttkan penari yang membawa celeng ( membawa duplikat babi ) dan seorang penari yang membawa kepala naga yang terbuat dari kayu dan dengan di iringi oleh gamelan jawa yang sangat khas.
Yang unik dari kesenian tradisional ini, seperti biasanya lama kelamaan kedua penari tersebut terlarut dengan suara gamelan yang mengalun-alun dan akhirnya kedua penari itu kesurupan makhluk halus. Hal demikian sudah dianggap wajar, namun cukup mengherankan bagi sebagian orang yang baru mengenal kesenian tradisional yang satu ini.
Untuk memulai acara pertunjukkan Jaranan Pegon ini di tampilkan terlebih dahulu penari pegon ( penari yang membawa kuda-kudaan ), biasanya yang memainkan tarian ini adalah para lelaki yang masih berusia muda ( masih usia SMP ). Setelah penari kuda tampil di lanjuttkan penari yang membawa celeng ( membawa duplikat babi ) dan seorang penari yang membawa kepala naga yang terbuat dari kayu dan dengan di iringi oleh gamelan jawa yang sangat khas.
Yang unik dari kesenian tradisional ini, seperti biasanya lama kelamaan kedua penari tersebut terlarut dengan suara gamelan yang mengalun-alun dan akhirnya kedua penari itu kesurupan makhluk halus. Hal demikian sudah dianggap wajar, namun cukup mengherankan bagi sebagian orang yang baru mengenal kesenian tradisional yang satu ini.
jaranan pegon arjosari pacitan
3. Mantu Kucing

Upacara adat “Mantu Kucing” merupakan upacara adat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar menurunkan hujan di daerah orang-orang yang mengadakan upacara tersebut. Upacara ini diadakan bila tiba musim kemarau yang berkepanjangan dan berdampak negative terhadap warga masyarakat yang masih agraris.
        Upacara adat ini diangkat dari tradisi masyarakat desa Purworejo, Kecamatan Pacitan, Pacitan. Kejadian masa silam (tidak disebutkan tahun kejadian) dikisahkan seorang warga desa yang memperoleh “wisik” (petunjuk dari Allah) agar turun hujan, maka mereka melaksanakan upacara “Mantu Kucing”. Waktu itu para sesepuh musyawarah untuk melaksanakan upacara “Mantu Kucing”.
Istilah “Mantu Kucing” tiada ubahnya seperti orang mengadakan upacara pernikaan dua anak manusia. Hanya khusus dalam keperluan ini yang dinikahkan adalah dua ekor kucing. Kucing betina berasal dari desa Purworejo, dan kucing jantan diambil dari desa tetangga yang bersebelahan yakni desa Arjowinangun.       Upacara ini secara tradisional diadakan di tepi sebuah aliran sungai, tempat kucing betina yang dinikahkan dipelihara. Upacara “Mantu Kucing” ini ditradisikan di Pacitan, dalam satu kegiatan untuk meminta hujan kepada Tuhan pencipta langit dan bumi. Upacara ini diadakan bila wilayah tersebut dilanda musim kemarau yang berkepanjangan.
        Kisah di atas menyerupai upacara adat di kerajaan Yunani Purba, yakni sewaktu kemarau panjang rakyatnya mengadakan upacara menyembelih kambing jantan (tragos) agar dewa Zeus berkenan menurunkan hujan di daerah yang dilanda kemarau panjang. Sekalipun yang dinikahkan seekor kucing, masyarakat Pacitan menyebut dua ekor kucing yang dinikahkan itu dengan istilah “penganten” (Jawa: manten).
4.Baritan.
 
Upacara adat Baritan merupakan upacara adat yang digelar di dusun Wati desa Gawang kecamatan Kebonagung kabupaten Pacitan. Upacara ini dilaksanakan dua tahun sekali, yaitu pada hari Senin bulan Sura dalam kalender Jawa (bulan Muharram dalam kalender Hijriyah). Penentuan tepatnya dilakukan oleh sesepuh dan juru kunci daerah setempat sesuai dengan perhitungan hari baik dan hari buruk pada bulan dan tahun tersebut. Kata baritan berasal dari kata bareng wiritan (melakukan wirid secara bersama-sama). Oleh karenanya, acara ini berisi doa untuk memohon perlindungan dan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat setempat dihindarkan dari marabahaya.
 

Upacara Baritan dilaksanakan di perempatan jalan terbesar di dusun Wati ini. Alasan pemilihan tempat penyelenggaraan upacara ini dimaksudkan agar mempermudah akses dari seluruh warga dusun untuk menghadiri acara tersebut. Waktu penyelenggaraan acara adalah jam 12:00 WIB, sesaat selepas sholat dhuhur. Pada waktu ini, mayoritas masyarakat dusun Wati yang berprofesi sebagai petani sedang berada di rumah, sehingga potensi untuk menghadiri acara sangat besar.
 
Seperti upacara adat lainnya, dalam upacara adat Baritan ini juga menggunakan sesaji. Sesaji akan diniatkan, didoakan, dan dinikmati bersama-sama. Sesaji utama dalam upacara adat Baritan adalah kambing kendhit jantan dan sepasang ayam tulak. Dahulu, upacara baritan hanya sebatas berkumpul, meng-aamiin-kan doa, dan makan bersama. Namun, saat ini upacara adat telah dimodifikasi agar lebih menarik dan  menjadi agenda wisata. Rangkaian acara yang dilaksanakan para leluhur dijadikan sebagai acara inti, sedangkan selebihnya ditampilkan kesenian daerah yang disajikan oleh masyarakat setempat. Sajian kesenian ini dapat berupa pentas tari, pencak silat, musik, wayang kulit ataupun jenis hiburan yang lain.
 
Berdasarkan folklore yang berkembang di masyarakat, upacara adat Baritan diangkat dari kisah pada zaman Ki Ageng Soreng Pati, seorang abdi dari Ki Ageng Buwono Keling. Konon, masyarakat setempat mengalami wabah penyakit yang berkepanjangan, segala upaya masyarakat untuk mengatasi wabah ini tak berbuah manis. Alkisah, Ki Ageng Soreng Pati memerintahkan untuk menyembelih kambing kendhit jantan dan seoasang ayam tulak sebagai sedekah bumi. Setelah proses kurban tersebut, wabah mereda dan berangsur hilang. Oleh karena itu, masyarakat terus melaksanakan upacara ini untuk menghindarkan masyarakat dari datangnya wabah penyakit.
MAKANAN KHAS PALING UNENAK..
1. Nasi tiwul khas pacitan
5 Makanan Khas Pacitan Yang Terkenal
Nasi Thiwul terbuat khas pacitan ini terbuat dari bahan dasa gaplek. Gaplek sendiri merupakan singkong yang telah dikeringkan. Nasi tiwul ini mempunyai rasa yang sangat nikmat apa lagi bila di santap waktu perut lapar, Nasi tiwul khas pacitan ini menjadi menu yang paling banyak dicari para wisatawan yang berkunjung ke Pacitan. Biasanya nasi thiwul khas pacitan ini dihidangkan bersama dengan urap dan ikan laut bakar dan di tambahkan sambalsehingga rasanya menjadi makin mantab.
2. Kupat Tahu Khas Pacitan
5 Makanan Khas Pacitan Yang Terkenal
Kupat tahu khas pacitan ini terdiri dari potongan-potongan kupat, bisa juga lontong di camour dengan tahu. Sebagai pelengkapnya di tambahkan taburan kacang goreng, seledri dan taoge terakhir disiram dengan kuah yang khas. Sebagai pelengkap makanan khas yang satu ini disantap dengan kerupuk.
3. Putri Gunung Khas Pacitan
5 Makanan Khas Pacitan Yang Terkenal
Putri Gunung khas pacitan ini berbahan dasar Ketela Pohon atau lebih dikenal dengan kalu di pacitan orang menyebutnya telo kaspe, Makanan khas Kue Putri Gunung merupakan hasil olahan sederhana dengn proses pembuatanya membutuhkan waktu hingga 7 jam. Melalui proses fermentasi karena adanya ragi tape di dalamnya yang menambah kekenyalan dan kenikmatan rasanya. makanan khas ini biasanya di santap sebagai teman minum kopi ataupun minum teh, Rasa legit dari perpaduan ketela pohon, gula jawa, santan kelapa, juga hasil fermentasi yang menjadikan khasnya makanan yang satu ini.
4. Sayur Kalakan Khas Pacitan
5 Makanan Khas Pacitan Yang Terkenal
Sayur kalakan ini berbahan dasar daging ikan kelong (hiu) yang di masukkan dalam saus santan yang mempunyai rasa pedas. biasanya sayur ini di sajikan sebagai pelengkap nasi thiwul.
5. Punten Khas Pacitan
 5 Makanan Khas Pacitan Yang Terkenal

Punten ini merupakan masakan berbahan dasar beras yang diaron dengan santan dan ditumbuk halus kemudian di potong kotak-kotak. Biasanya punten kas pacitan ini dinikmati dengan cara dicolekkan pada sambal trasi. sehingga makanan ini menjadi unik dan khas.
CIRI KHAS PACITAN : PRODUK UNGGULAN

A.Batu Mulia

Industri Kerajinan Batu Mulia merupakan Brand ImageKabupaten Pacitan dengan sentra pengembangan berada di Kecamatan Donorojo yaitu Desa Cemeng, Gendaran, Sukodono dan wareng Kecamatan Punung. 
Batu Marmer
Industri Batu mulia sendiri berjumlah sekitar 96 unit dengan penyerapan tenaga kerja 250 oarang dan hasil produksi pertahun 2.890.150 buah Kabupaten pacitan daerah pemasaranya ke jogja , bali surabaya dan jakarta.

Batu Fosil
Terdiri dari dari bermacam-macam perhiasan sepertikalung, liontin, tasbih, bros, souvenir dan peralatan rumah tangga seperti batu unik, asbak rokok.
alat Sebagai salah satu kompetensi Inti Daerah dan Produk Unggulan Kabupaten Pacitan, produk lokal mampu menembus pasar global seperti Belanda, Arab Saudi dan Swis dengan berbagai jenis batu Fosil, batu kristal dan cincin.

B. Industri Kerajinan Batik

Batik tulis merupakan seni budaya peninggalan dari nenek moyang masyarakat Pacitan yang sudah seabad yang lalu yaitu di Lorok dan Pacitan. Ini dapat dilihat dari beberapa produk klasik yang masih ada seperti motif parang, sido luhur sidomulyo, rujak sente serta sejenis garis dan datar, dipengaruhi oleh batik klasik yogyakarta dan solo. 

Saat ini industri kerajinan Batik Tulis ini berkembang pesat di sentra industri di Desa Arjowinangun dan Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan serta Desa Cokrokembang, Desa Wonodadi Kulon, Desa Bogoharjo, desa Tanjungpuro, Desa Ngadirojo dan sekitarnya di Kecamatan Ngadirojo.

Sejalan pengakuan badan dunia yang menangani kebudayaan dan pendidikan (UNESCO) yang mengakui Batik Tulis sebagai salah satu warisan dunia tak benda pada tahun 2009 dan kebijakan pemerintah mengukuhkan batik yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Batik Tulis Pacitan mengalami perkembangan yang cukup pesat baik penyerapan tenaga kerja dan produknya.

Industri kerajinan batik Tulismampu menyerap tenaga kerja sekitar 360 orang dengan hasil produksi rata-rata pertahun 32.336 potong. Daerah pemasarannya ke Surabaya, Jakarta, Bali dan Kalimantan.

Namun beberapa IKM Batik Tulis Pacitan cenderung mempunyai cirikhas dan motif seperti nuansa flaura dan fauna sesuai dengan kondisi wilayah, demikian juga pola pewarnaanya yang saat ini di dominasi warna coklat kehitaman, atau coklat akan menjadi bagian dasar warna lain.

Saat ini beberapa pengrajin Batik Tulis Pacitan mengambil langkah strategis dengan mengembangkan batik tulis yang berorientasi ekspor dan ramah lingkungan dengan menggunakan zat pewarna alam yang mereka kembangkan di lingkungan sekitar.

Keberadaan bahan pewarna dari alam/tumbuhan di sekitar kehidupan memberikan nuansa corak dan warna yang cukup variatif bagi Batik Tulis khas Pacitan.

C. Industri Gerabah
  

Sentra Industri Gerabah di Pacitantepatnya berada di Desa Purwoasri Kecamatan Kebonagung. dengan jumlah unit usaha 84 orang dan menyerap tenaga kerja sebanyak 144 orang. Produksi pertahun 72.200 buah.

Disamping gerabah seni, sentra ini juga memproduksi gerabah tradisional seperti uleg-uleg, cobek, kendi, tungku tanah liat dan kwali.

dengan menambah beberapa model baru  dan sentuhan seniman loakal tentunya produk gerabah bisa bersaing di pasar nasional.






D. Industri Olahan Kayu

Kabupaten Pacitan memiliki sumberdaya berupa kayu yang cukup luas, bahkan menurut data yang ada luas hutan kayu mencapai 64.703,04 Ha. Potensi tersebut didominasi jenis kayu jati, sengon laut, akasia, mahoni, pinus, sono, dan gmelina.

Potensi ini dikembangkan masyarakat sebagai mata pencaharian dengan mengembangkan berbagai usaha industri pengolahan kayu, mulai dari Meubelair, Kerajinan Toys dan Kerajinan Gembol.



Industri Muebelair

Industri Meubelair saat ini berjumlah 711 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.656 orang. Industri meubelair tersebar hampir merata di seluruh kecamatan yang ada. Daerah pemasaran untuk meubelair masih di sekitar Pacitan saja.




E Industri Ayaman Bambu


Tanaman bambu di Kabupaten Pacitan tersebar diseluruh kecamatan. Memiliki area seluas 1.896 Ha. Tanaman bambu itu sendiri di produksi menjadi anyaman bambu, kemarang dan lain-lain. 

Industri anyaman bambu saat ini berjumlah 635 unit dengan tenaga kerja 1.331 orang dan jumlah produksi sebanyak 904.320 buah pertahun. Untuk daerah pemasarannya ke Pacitan dan Wonogiri.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar